WELCOME TO MY BLOG... LET'S TALK TOGETHER

Senin, 10 Juli 2017

Orange Tour, Konser D'MASIV di 4 Kota Besar Sambil Naik Bus

Oleh: Ardi Mandiri | Puput Pandansari  Selasa, 11 Juli 2017 | 08:30 WIB
D'MASIV. [suara.com/ Puput Pandansari]
Suara.com - D'MASIV bakal kembali menyapa Masivers di empat kota mulai 20 Juli 2017 yakni Bekasi, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya dalam konser bertajuk "Orange Tour 2017". D'masiv bakal jalan-jalan ke tiap kota ini dengan naik bus warna senada, oranye. 

"Sebenarnya ini konser D'MASIV tapi konsepnya tur. Dan di tiap kota itu kami pakai (berpindah-pindah) bus, lewat darat dari Bekasi kami pindah ke Bandung. Langsung ke Yogya tanggal 27 Juli dan Surabaya tanggal 30," kata Rian D'Masiv saat menggelar preskon di Cafe Aruba, Pasaraya Grande, Blok M, Jakarta Selatan, Senin (10/7/2017). 

"Kami bisa (sambil) promosi juga karena kami naik bus jadi busnya di-branding Orange Tour,  di jalan orang lihat ada kami (D'masiv)," lanjutnya. 

Rian dkk punya alasan menamai konsernya kali ini dengan sebutan "Orange Tour 2017" meskipun nama asli album mereka adalah Self Title, "Tapi karena covernya oranye, kami sebutnya Orange Album. Kami pengin orang lebih kenal dengan album ini," urai Rian. 

Selain itu menurut Rian oranye memang sudah jadi identik Masivers,"Dulu Masivers juga selalu kalau ikut manggung pakai t-shirt warna putih-oranye. Dari awal kami bikin logo d'masiv di album pertama itu warnanya oranye," tandasnya. 

Di album kelima, band pelantun Cinta Ini Membunuhku juga mengubah logo tulisan D'MASIV menjadi huruf kapital semua lantaran pengin lebi menonjol. 

Pada konser yang bakal berlangsung tanggal 20 Juli di Bekasi (Harris Convention Hall Sumarecon Bekasi), 23 Juli di Bandung (Harris Pop! Hotel and Convention Festival Citylink), 27 Juli (Sportorium Universitas Muhammadiyah) dan 30 Juli di Surabaya (Harris Hotel and Convention Gubeng) D'MASIV bakal membawakan sekitar 25 lagu di album ini dan lagu-lagu lama yang jarang dipentaskan. 

Dalam tur ini pula, D'MASIV menggandeng sejumlah nama band Indie seperti The Sigit, Sore, Konspirasi, Pure Saturday, dan The Hydrant. 

Musik Jaz Terinspirasi dari Penulis Indonesia

oleh : Putu Elmira 19 Jun 2017, 01:20 WIB
Bintang.com, Jakarta Solois pendatang baru, Jaz, telah memperkenalkan single keduanya yang bertajuk Kasmaran. Setelah single, ia pun masih memiliki impian di dunia musik yang ingin dicapai.
"Buat sekarang, album tentunya, punya konser sendiri, di mana di situ ada banyak orang tapi albumnya harus matang dulu," ungkap Jaz kepada Bintang.com, beberapa waktu lalu.
Pelantun Dari Mata ini juga mengaku bahwa dirinya tengah dalam penggarapan album. Namun, Jaz masih melakukan seleksi untuk materi yang lebih baik lagi.

"Penggarapan sudah setahun ini tapi cuma kita cari yang lebih baik lagi. Contohnya Jaz pengen konsisten ada 10 lagu dalam satu album. Ada 6 original atau beberapa, selebihnya kolaborasi sama penulis-penulis Indonesia, banyak penulis di Indonesia yang hebat banget," tambahnya.
Jaz (Photographer: Bambang E. Ros/Bintang.com, Stylist: Indah Wulansari/Bintang.com, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Ketika disinggung soal keinginan untuk kolaborasi dengan penulis di Indonesia, Jaz mengungkapkan bahwa dirinya sejak dulu memang sudah terinspirasi. Ketika di Brunei pun ia telah menyukai musik-musik Indonesia.
"Jaz sudah terinspirasi dari dulu itu sudah suka, Jaz di Brunei juga emang suka sama musik-musik Indonesia seperti band misalnya Sheila on 7, memang influence di Indonesia," kata Jaz
Ketika disinggung soal keinginan untuk kolaborasi dengan penulis di Indonesia, Jaz mengungkapkan bahwa dirinya sejak dulu memang sudah terinspirasi. Ketika di Brunei pun ia telah menyukai musik-musik Indonesia.
"Jaz sudah terinspirasi dari dulu itu sudah suka, Jaz di Brunei juga emang suka sama musik-musik Indonesia seperti band misalnya Sheila on 7, memang influence di Indonesia," kata Jaz

Krisis Kepercayaan Masyarakat Indonesia terhadap Polisi Republik Indonesia (POLRI)

Akhir-akhir ini banyak postingan di sosial media maupun media online membahas mengenai suatu tindak kejahatan yang mereka sebut sebagai tindakan kejahatan persekusi. Tak ketinggalan juga media mainstream turut serta menyoroti kasus bernada serupa. Beberapa contoh kasus yang dinilai sebagai bentuk kejahatan persekusi adalah kasus yang dialami oleh Bocah 15 tahun yang berinisial PMA dan juga seorang Dokter yang bernama Fiera Lovita dari kota Solok Sumatera Barat. Dikutip dari laman kompas.com PMA adalah korban kejahatan persekusi yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mengaku mewakili organisasi masyarakat tertentu, kemudian mengintimidasi, hingga melakukan tindakan kekerasan serta pemaksaan terhadap PMA.  Alasan dilakukannya tindakan tersebut adalah dikarenakan PMA dianggap telah melecehkan pimpinan ormas tersebut lewat postingan.
            Sepekan sebelum PMA, seorang perempuan yang berprofesi sebagai dokter dari Kota Solok Sumatera Barat, Fiera Lovita, sudah lebih dulu menjadi korban persekusi. Dikutip dari laman tempo.com kediaman Fiera didatangi sekelompok orang yang mengaku anggota ormas kala ia sedang berada di dalam mobil dengan anak-anaknya. Fiera dipaksa untuk meminta maaf dan meminta untuk membuat surat pernyataan dengan tulisan tangan, dan surat tersebut harus diposting dalam akun facebooknya sebagai bentuk permintaan maaf atas status Fiera yang isinya menanggapi satu kasus yang menjerat pimpinan ormas tersebut. Setelah memposting pernyataan maaf, Fiera justru menemukan foto-fotonya tersebar di media sosial dengan komentar provokatif dan tidak senonoh.
            Dua contoh kasus di atas adalah segelintir dari kasus persekusi yang terkuak di Indonesia. Tidak main-main terdapat 59 individu di Indonesia yang diancam, diburu, dan dibungkam dengan cara-cara serupa. Persekusi sendiri menurut KBBI adalah pemburuan sewenang-wenang terhadap seseorang atau sejumlah warga dan disakiti, dipersusah atau ditumpas. Sehingga dalam konteks saat ini persekusi dapat diartikan sebagai perlakuan buruk atau penganiayaan secara sistematis oleh individu atau kelompok terhadap individu atau kelompok lain khususnya karena suku, agama, atau pandangan politik. Persekusi dikhawatirkan menimbulkan dampak negatif. Pertama, dengan mengedepankan intimidasi dan ancaman, sekelompok orang secara sepihak bisa menyatakan kesalahan pihak lain, tanpa perlu melalui proses pengadilan.
            Kedua, persekusi merupakan tindakan yang menjauhi semangat demokrasi. Ia bisa menjadi cara untuk membungkam kebebasan berpendapat, serta menimbulkan efek ketakutan pada lebih banyak orang. Ketiga, meningkatnya kasus persekusi, menunjukkan lemahnya peranan negara dalam menjalankan fungsi hukum serta menjamin hak-hak warganya. Alih-alih meredam tindakan tersebut, proses penegakan hukum berpotensi dikendalikan oleh tekanan massa.

            Jadi  krisis yang timbulkan oleh adanya tindak persekusi adalah krisis demokrasi. Persekusi menumbuhkan demokrasi yang tidak kenal batas kemerdekaan, lupa syarat-syarat hidupnya dan melulu menjadi anarki. Konsekuensinya, lambat laun demokrasi akan menjadi diktator. Individu atau kelompok bisa menjadi hukum, sekaligus memberangus perbedaan pendapat.  Karena dalam negara demokratis cara menyelesaikan persoalan harus dilakukan dengan melalui jalur hukum. Bukan menggunakan kekuasaan yang sewenang wenang, intimidasi, atau membungkam perbedaan pendapat. Demi menghalau dampak negatif persekusi, diharapkan pemerintah beserta aparatur negara khususnya POLRI bekerja sama dengan masyarakat, untuk menciptakan Indonesia yang aman, dan jauh dari persekusi.
oleh: ( Rini Pratiwi dan Lilis Uswatun K)